Catatan 2015 : Makna Sebuah Kebahagiaan
"Kebahagiaan itu sangat bergantung dengan orang yang bersama kita, bukan cuman pencapaiannya." Kak Sensei, disuatu tempat di Bandung.
Kadang, aku berpikir. Apa hidup aku sudah terlalu rumit dan sulit sehingga kebahagiaan perlu dideskripsikan. Bahagia itu awalnya mudah dan simpel bagi anak-anak kecil dan polos. Semakin mereka dewasa, polusi-polusi hidup sudah membuat mereka terkukung dalam diri mereka. Membuat mereka lupa akan satu kata : Bahagia.
Menurutku,
Banyak orang berkata jika IP tinggi akan membuat bahagia. Tidak. Aku pernah merasakan IP sempurna selama 3 semester, dengan sedikit cacat di salah satu semester, itupun diulang dengan sempurna di semester berikutnya - alhamdulillah. Tetapi bahagia adalah, ketika kita bersama seluruh teman-teman belajar dan berjuang - hingga lembur bersama untuk menaklukkan ujian besok. Bahagia adalah ketika IP yang sudah didapat bisa bermanfaat dan diaplikasikan untuk orang lain, lebih daripada selembar kertas putih.
Banyak orang berkata jika bekerja di perusahaan terkenal akan membuat bahagia. Tidak. Aku pernah berada 3 minggu di raksasa otomotif dunia, berada di bawah tekanan dan jobdesk mengikat dan mengerjakan hal-hal rutinitas. Tetapi bahagia adalah, ketika kita bisa bekerja sesuai dengan passion kita, ketika kita tetap memiliki waktu untuk diri dan keluarga. Bahagia adalah ketika bisa membuat start-up dan bermanfaat untuk banyak orang.
Banyak orang berkata jika dengan banyak uang kita akan bahagia. Tidak. Aku sudah melihat, seorang general manager tidak terlihat lebih bahagia daripada staffnya - setidaknya dari lebar senyum yang mereka berikan. Bahagia adalah, ketika kita bisa bermanfaat dengan uang kita yang tidak seberapa. Bisa memberi dan berarti.
Banyak orang berkata jika hidup di kota metropolitan akan membuat bahagia. Tidak. Bahkan setelah hidup di ibukota, aku lebih bahagia hidup di Sugapa. Dengan segala keterbatasan, kesederhanaan, dan senyum kecil adik-adikku disana.
Banyak orang berkata jika menjadi ketua lembaga bisa membuat bahagia. Tidak. Aku sudah merasakannya, 2 bulan lebih sedikit dengan amanah tersebut. Bahagia adalah, ketika kita bisa meluangkan waktu lebih dengan orang yang kita cintai. Ketika kita bisa memberi dan berkontribusi tanpa terikat proker berarti.
Banyak orang berkata jika berfoto di luar negeri kesana kemari akan membuat bahagia. Tidak. Diantara semerbak negeri sakura, sometimes i feel empty. Kadang, sekedar foto di pekarang orang bersama teman bisa membuat sangat bahagia. Foto bersama sahabat - lengkap, ketika bisa foto sederhana bersama keluarga - lengkap. Bisa merealisasikan jalan-jalan penuh wacana (bahkan enggak jauh dan penuh nyasar) bersama semua sahabat. Sangat bahagia.
Banyak orang berkata kuliah di kampus luar negeri bisa membuat bahagia. Tidak. Aku sudah mencobanya beberapa minggu disana, menatap dosen-dosen berbicara dengan bahasa asing, dengan teman-teman asing pula. Lebih bahagia ketika bisa bercanda riang dengan teman di bangku belakang, bisa mengejakan tugas dan ketawa bersama. Bahagia ketika bisa mengerjakan tugas - begadang hingga menginap, diselingi membicarakan satu persatu gebetan yang mereka incar hingga rencana-rencana gila mereka untuk mendapatkannya. Sangat membahagiakan.
Banyak orang berkata jika makan di restoran mahal akan membuat bahagia. Tidak. Bahkan, sekedar makan angkringan dipinggir jalan bersama teman, sarapan pagi bersama satu asrama, sahur enggak jelas di pinggir jalan, bingung mencari tempat berbuka karena penuh. Ngobrol kesana dan kemari, merencanakan hal yang tidak pasti. Tawa kalian menjadi penuh arti.
Banyak orang berkata jika mendapat medali emas akan membuat bahagia. Tidak. Bahkan pengalaman saya, mendapat medali perak - tetapi diberi selamat oleh benar-benar semua sahabat saya, hingga diceritakan dan ditulis di blok mereka, ya, medali perak itu menjadi kemenangan dan perjuangan bersama - milik semua orang. Benar-benar membuat bahagia.
Sahabat saya berkata jika disapa setiap pagi akan membuat bahagia. Tidak. Bahkan duduk diam menunggu enggak jelas di perpus bisa sangat bahagia. Hanya memandang sekelebat dari kejauhan, cuman berpapasan antara ujung koridor, senyum dalam diam dan menanti dengan random di parkiran bisa membuat sangat bahagia. Bahkan tanpa kata terucap, tanpa pesan terkirim.
Hal sederhana seperti mendengar kisah sukses orang-orang. Perjalanan yang mereka tempuh. Tawa dan senyum mereka. Sudah membuat aku bahagia. Seperti kata Mbak Birrul : Hal ini bisa menjadi cara kita untuk me-recharge energy, meningkatkan semangat dan berlari lebih jauh.
Kesimpulan,
Bukan berarti aku menafikan dan tidak bersyukur dengan segala yang aku dapat ditahun ini. Tidak. Aku sangat bahagia karena dibari banyak kesempatan dan belajar oleh Allah ditahun ini. Aku sangat bersyukur untuk segala medan perjuangan yang akhirnya bisa ditempuh, aku sangat bersyukur untuk segala makna dan hikmah yang dapat dipetik. Segala sesuatu berjalan di tahun ini - lebih dari yang aku bayangkan - Alhamdulillah.
Kadangkala, tidak semua hal dalam hidup kita sesuai dengan keinginan kita. Akan ada suatu saat ketika dunia tidak lagi ramah, ketika kita merasa sepi - sendiri, dan ketika kita harus keluar dari zona bahagia kita - memperjuangkan sesuatu. Kadang hidup tidak memberikan jalan yang kita inginkan, tetapi percayalah bahwa hidup akan selalu memberikan jalan yang kita butuhkan - untuk menjadi lebih baik.
Akhirnya bahagia itu tentang bagaimana kita bisa bersyukur dan memaknai segala kondisi yang kita hadapi - sesedih dan seburuk apapun itu. Kita tidak akan pernah tau betapa indahnya bahagia jika tidak pernah merasakan betapa sakitnya rasa sedih dan sepi.
Pesan,
Selalu bersyukur atas apapun yang Allah sediakan untuk kita, karena Insyallah Allah akan selalu memberikan jalan yang terbaik untuk hamba-Nya yang selalu berjuang dan berdoa. Ketika sedih, carilah selalu kebahagiaan dari sisi yang lain - pasti ada.