Teknologi
nuklir, bukanlan sebuah barang baru lagi. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad
ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen-komponen subatom
di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi.
Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian
berhasil memodelkan atom.
Penemuan inilah yang menjadi sebuah langkah pelopor bagi perkembangan teknologi
nuklir.
Di
negeri kita, Indonesia, pada tahun 1954 dibentuk Panitia Negara untuk Penyelidikan
Radioaktivitet, sebuah cikal bakal dari BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional).
Sejak detik itu, kesadaran kita akan perlunya teknologi nuklir untuk sumber energi
muncul. Mirisnya, setengah abad setelahnya, tepatnya 59 tahun, perkembangan
teknologi nuklir sebagai sumber energi, tidak menunjukkan proses yang berarti.
Sebanarnya,
secara SDM, Indonesia memiliki kemampuan layak untuk mengambangkan tenaga
listrik sebagai energi. Tidak main-main, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA)
menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang paling siap mengembangkan energi
nuklir.
Sayangnya, hingga saat ini Indonesia masih kesulitan untuk mencari dukungan
publik akan program ini. Hingga akhirnya berakhir hanya sebagain wacana.
Indonesia, dengan jumlah penduduknya yang
sangat besar. Sejumlah 240.271.522 dan 85,1%
penduduknya adalah pemeluk islam.
Sebenarnya adalah problem besar dalam konsumsi energi nasional. Tanpa
berdasarkan alasan agama, tetapi karena mayoritas penduduk Indonesia adalan
islam, dan kebanyakan dari mereka belum tersadar akan pentingnya energi ini,
maka saya akan mengulas dari sudut pandang islam.
Apa itu Pembangkit listrik Tenaga
Nuklir?
Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana
panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit
listrik.
Sebagai
seorang engineer, saya setuju dengan
proyek pembangunan dan pengembangan dari PLTN ini, dengan beberapa alasan.
Teknologi
Nuklir, adalah salah satu teknologi stategis yang berkembang sejak abad 20.
Kalau umat Islam terdahulu sampai berjalan
jauh ke Cina untuk belajar membuat kembang api – lalu
mengembangkannya menjadi mesiu hingga
membuat meriam raksasa yang
terbesar di zamannya, saat penaklukan
Konstantinopel pada abad 15 oleh Muhammad Al Fatih –.
Kalau dulu bangsa kita terkenal memiliki kekuatan dan kedigdayaan – Kerajaan
Sriwijaya pada abad ke 7 dan Majapahit pada abad ke 14 – tidak lepas dari
penguasaan teknologi kemaritiman yang maju pada masanya. Maka semestinya,
teknologi nuklir ini bangsa kita jangan mudah terkena propaganda, dan
mengambangkan teknologi lebih jauh. Masalahnya adalah, hingga saat ini hanya
negara-negara barat yang menguasai teknologi ini. Jika, bangsa kita, terkesan
ketakutan dengan teknologi ini, apakah kita akan diam saja jika bangsa lain
telah berkembang pesat dengan teknologi ini?
Tidak dipungkiri,
bahwa siapa yang mampu membangun PLTN, maka bisa saja teknologi yang ada
digunakan untuk membuat senjata
nuklir. Fakta sejarah berkata, Amerika
Serikat dapat mengembangkan teknologi nuklir, sehingga dapat mengembangkannya
menjadi sebuah bom atom, dengan cara mengendalikan proses reaksi
berantai nuklir. Namun jika
bangsa ini bisa mengembangkan teknologi nuklir dengan tujuan harkat dan
martabat bangsa, untuk membuat musuh segan dengan bangsa ini (tidak untuk
senjata pemusnah), agar kita tidak diremehkan terus menerus, justru diperintahkan di dalam Alquran surat
al-Anfal ayat 60.
Dan siapkanlah
untuk menghadapi mereka kekuatan
apa saja yang
kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang
dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang
selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya …. (Qs. 8:60).
Bagaimana
mungkin bangsa ini bisa melawan dan bertindak tegas, jika kita tidak memiliki
teknologi yang sama atau bahkan lebih dahsyat?
Suatu Energi yang Bersih
Energi
nuklir, adalah salah satu energi bersih masa depan karena tidak menghasilkan
emisi seperti COx, SOx, NOx, dan jelaga
seperti halnya pembangkit listrik
konvensional yang menggunakan bahan bakar batu bara dan bensin. Sehingga secara
tidak langsung polusi dari emisi tersebut bisa dikurangi. Tetapi, tidak dapat
di bantahkan jika PLTN juga menghasilkan sisa-sisa limbah, baik itu berupa air
maupun limbah radioaktif pembuangannya nantinya ditanam di dasar laut,
di ruang anti radiasi dan gempa dengan perlindungan yang berlapis-lapis untuk
ribuan tahun ke depan. Selain energi yang bersih, energi yang dihasilkan juga
dari pembakarannya juga paling efisien. Sepotong kecil uranium, jika direaksikan
dengan proses nuklir, energi yang dihasilkan akan sama dengan dua ton batu
bara.
Harus Terus Disiapkan
Teknologi
PLTN tergolong teknologi yang butuh keahlian dan kemampuan yang tinggi. Hal ini
karena kesalahan dan kecerobohan sedikit saja, dapat berakibat fatal. Baik
radiasi dari bahan radioaktif maupun dari limbah yang dihasilkan. Baik kepada
manusia langsung, maupun pada lingkungan pada jangka panjang. Pada manusia
seperti adanya mutasi pada sel yang terkena radiasi sehingga meningkatkan
resiko kanker. Sedangkan pada lingkungan seperti rusaknya ekosistem dan
menyebarnya udara bercun. Jangan sampai, kasus kecelakaan PLTN di Chernobyl
tahun 1986 terjadi lagi. Dimana, seluruh kota diungsikan, dan sekarang menjadi
kota tak berpenghuni.
Dari
beberapa artikel yang saya baca, PLTN generasi terbaru telah memiliki standar
keamanan yang mutakhir. Meski, perlu dipikirkan jika terjadi force majeur,
hal-hal diluar kehendak manusia. Contohnya adalah kecelakaan di Rektor
Fukushima-Jepang, karena bencana Tsunami beberapa tahun lalu. Mungkin solusi
yang terpikir oleh saya, adalah membuat system mati dan pendinginan otomatis,
baik pada reaktor maupun komponen-komponen lainnya, sehingga jika terjadi suatu
masalah, bisa langsung kembali pada suhu normal.
Penguasaan
ini, merupakan manifestasi dari wahyu pertama yang turun pada Rasul kita Nabi
Muhammad SAW. Iqra’ bacalah, maksud dari kata ini, bahwa kita sebagai umat
muslim harus mampu membaca gejala-gejala dan reaksi yang ada di alam. Selain
itu, banyak hadis dari Rasul sendiri yang memerintahkan kita untuk menuntut
ilmu. Ilmu adalah dasar utama yang bias membuat manusia lebih bermartabat dan
melepaskan mereka dari jurang kegelapan. Seperti dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, jangan sampai kita menutup diri akan teknologi yang
ada dan akhirnya kita kalah dari bangsa-bangsa lain.
Sejarah
membuktikan, siapa yang menguasai teknologi, dialah yang menang. Mulai dari
masa-masa kejayaan maritime nusantara, keemasan islam, penguasaan
konstantinopel, penjajahan atas dunia islam, hingga menangnya sekutu dalam
perang dunia secara teknis karena penguasaan persenjataan mereka lebih canggih.
Sudah
keharusan kita, sebagai generasi muda islam dan bangsa ini, untuk mengembalikan
kejayaan masa lalu kita, lewat ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadikanlah ilmu dan
teknologi ini sebagai kawan, yang saling bahu membahu dan membantu untuk
kemaslahatan yang lebih baik. Bukan sebagai lawan yang membawa pada jalan yang
rusak. Saya percaya jika tidak ada yang
tidak mungkin jika semua elemen dari bangsa yang saya cintai ini, Bangsa
Indonesia, mau gotong royong mewujudkan mimpi ini. Seringkali musuh terbesar
bangsa ini adalah bangsa ini sendiri yang tidak percaya bahwa mimpi dan harapan
itu ada.
Yogyakarta, 23-25 Mei 2013
Behind the story:
Sejujurnya dan sebenarnya, tulisan ini adalah tugas agama saya. Waktu itu, dengan bermodal nekat, tanpa pengalaman dan kemampuan, di tenggat deadline saya mengubahnya sedikit dan diikut sertakan Nuclear Youth Summit 2013. Alhamdulillah lolos. Acara ini adalah acara summit pertama saya selama kuliah, dan menjadi tonggak penting untuk step-step selanjutnya.
Setiap orang selalu punya step pertamanya kan? Bagaimana denganmu? =D
Saya ingat sekali, saya sedih sekali tidak bisa ikut acara sumpah pemuda BEM KMFT waktu itu hehe.