Kali ini, saya pengen cerita tentang wawancara saya waktu
Japan on Track, dan kebodohan-kebodohan yang semoga enggak ditiru orang lain.
Wawancara ini dilaksanakan eem, oktober awal apa akhir September kalo enggak salah. Setelah proses
Course Japan On Track selesai pokoknya. Akan ada lima perusahaan Toyota Grup yang
melaksanakan wawancara berbarengan. TMMIN - Toyota Motor - bagian produksi
mobil Toyota, TAM - Toyota Astra - Ditributor mobilnya, DENSO - bagian produsen
peralatan elektroniknya, TTI - Toyota Tsusho - Trading Company, dan DAM -
Daihatsu.
Pertama mungkin teknis wawancara kali ini ya :
Sesi 1 : Self Introducting - 自己紹介 -
Jikoshoukai
Jadi di sesi ini, kita akan memperkenalkan diri di
depan lima panelis - lima perwakilan dari lima perusahaan itu. Disini
disarankan pakai bahasa Jepang dan Inggris sih. Tapi tenang aja, Kato Sensei
bakal ngajarin dan mempersiapkan kok sebelum wawancara. Hehe.
Oiya, ibarat Bahasa Jawa, Bahasa Jepang itu punya tingkatan juga. Kaya Kromo - Ngoko. Yang biasanya di anime atau yang biasa dipake di pergaulan itu yang Ngoko - kasar. Jadi Kato Sensei benar-benar ngajarin Bahasa Jepang yang halus, resmi dan sopan.
Sesi 2 : Deep Interview
Setelah sesi satu, mereka ber lima perusahaan itu akan diskusi. Siapa aja yang akan diwawancara lebih lanjut di perusahaan mereka. Dan saya daper TMMIN sih memang dari awal. Hehe.
Oke, secara singkat sih gitu aja kok wkwk.
Mungkin saya akan membagi cerita-cerita kesalahan saya di wawancara ini biar menjadi pelajaran untuk kita semua. Oiya, saya juga ada tulisan tentang list pertanyaan niiih, baca disini aja =D.
1. Prepare your CV, in every moment
Nah, kesalahan pertama. Jadi, saya terbiasa memiliki CV database, yang berisi semua daftar yang pernah kita lakukan. Seharusnya, tiap kita mau apply sesuatu, CV itu harus kita edit biar pas dengan apa yang kita apply. Maksudnya, kalau mau apply job interview ini, setidaknya kita nonjolin training yang kita punya dan intership. Kalau mau apply kuliah ya nonjolin riset tentang apa. Semacam itu.
Kesalahan saya waktu itu, saya pakai CV saya yang belum diedit. Yang isinya masih banyak menonjolkan kegiatan saya di bidang energi, bahkan saya masih nulis interest saya di bidang sustainable energy. Kayanya harusnya diganti ke automotive kek atau apa.
2. Bring your CV
Meski uda dibilang bakal disedian panitia, mending kalian print sendiri berwarna. Ditambah foto paling manis yang ada. Kalo ditanya, bilang aja kalo kalian ada presatasi yang baru. Setidaknya it looks impressive and confident sih. Saya pun awalnya lupa - enggak kepikiran sih, dan ngeprint buru-buru di kanto fisipol diantara jeda sesi 1 dan sesi 2. Agak lama waktu itu ngeprinnya, deg-degan kalo serba mendadak gini.
3. Prepare your Script
Jujur, aja. Saya bukan tipe yang suka ngapal - apalagi skrip. Tapi ada baiknya sih skripnya itu disiapin. Setidak-tidaknya, kita enggak gugup kalo ditanya tentang masalah itu. Karena pernah nyari jawabannya. Apalagi kalau wawancaranya akan make bukan bahasa ibu. Kalau ditanya out off context gimana? Hal-hal yang belum kita siapin? Wkwk, kalo ini apa kata Allah sih, setidaknya kita uda ikhtiar.
Waktu JOT saya benar-benar enggak nyiapin apa apa -,-. Ufft fail parah. Saya uda keringat dingin kalau ditanya pakai Bahasa Jepang atau Bahasa Inggris. (Pewawancara dari TMMIN salah satunya orang Jepang coba =)
4. Connect with Them
Kalo ini mungkin saya akan masuk ke pengalaman saya wawancara VT Slb (sebuah perusahaan oil service terbesar) di akhir semester ke dua saya (kalo enggak salah). Singkat cerita saya (dengan beruntung) lolos semua tahapan sebelumnya, tinggal satu step akhir, - Lokasi di Hotel Tentrem -.
Percakapannya kira-kira gini *diterjemahkan dari Bahasa Inggris
Mbak-mbak Slb : "Mas, abis lulus mau apa?"
Nabil : "Wak saya pengennya langsung S2 mbak."
Mbak-mbak Slb : "Iya, (sambil buka buka CV saya). Kalau melihat CV Mas, kayanya mas memang cocok untuk jadi researcher. Saya juga bakal mendukung, karena akan menjadi karir yang bagus di hidup mas. "
(Terus jeda agak lama)....(Terus CV saya di tutup)...
Mbak-mbak Slb : (Menatap mata saya - dan hening *lebay) "Tapi Slb enggak butuh mas sekarang." dengan suara rendah dan lirih.
Jdaar...! Tiba-tiba kilat menyambar *lebay lagi. Saya tau di detik itu bahwa saya enggak bakal lolos - dan benar.
Ada ilmu dari Kozano Sensei yang saya pelajari untuk wawancara. Don't be too innocent. wkwk. Pas banget dengan pengalaman wawancara pertama saya pas kuliah - wawancara bareng Slb diatas.
Yah ngertilah maksud point 4 kalo peka dikit.
Intinya mereka butuh seseorang yang sesuai dengan visi misi mereka. Buat apa yang bagus banget kalo sebenarnya enggak butuh. Buat apa bayar chef paling jago masak kalo kamu butuh satpam buat jaga rumah? wkwk.
5. Relax, Everything will be Okay
Saya kalau lagi gugup, bakal jalan kesana kemari, ngegumam enggak jelas, hehe. Pokoknya pas wawancara yang ganteng/cantik, rapi, jangan kucel hehe.
6. The Most Important : Always Pray
Semakin saya banyak wawancara selama kuliah, semakin saya sadar. Wawancara itu, entah beasiswa, intership, exchange, daftar kuliah, mereka mencari orang yang pas dengan mereka. Meski kamu bagus banget nih matematikanya, kalo pas itu perusahaannnya lagi cari ahli biologi, kamu enggak bakal kepanggil lagi. Banyak variabel yang kita enggak tau. Karenanya kita harus banyak berdoa juga sih, sebelum dan sesudah. Semoga mendapat yang terbaik =D.
0 comments:
Post a Comment